31-10-2008
SEMINAR MONEV RISET ITB 2008 (STEI dan PPTIK)
(yuli)
Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK ITB) bekerjasama dengan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI ITB) menyelenggarakan Seminar Monitoring dan Evaluasi (Monev) Riset ITB 2008 pada tanggal 13 November 2008. Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Grand Aquila Bandung ini merupakan sarana monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian di lingkungan STEI dan PPTIK ITB. Dalam sambutannya, ketua LPPM, Dr. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc mengutarakan harapannya agar seluruh kegiatan penelitian di ITB memiliki arah bersama yang jelas, sehingga dapat membawa misi institusional ITB. Menurutnya, para peneliti saat ini masih meneliti kesenangannya sendiri-sendiri. Bahkan hasil yang sudah jadipun dibongkar kembali, di-recycle terus menerus, misi insitusinya jadi tidak berjalan. Dengan adanya penelitian yang terpola, penelitian tersebut dapat mendukung pengembangan ilmu dan kualitas pembelajaran, sekaligus tidak ketinggalan memberikan hasil yang dapat diterapkan di masyarakat. Keluaran penelitian haruslah berupa produk komersial atau produk karya ilmiah. Tahun ini ITB menetapkan target menghasilkan 180 makalah jurnal internasional. Harapannya nanti, jumlah jurnal internasional yang dihasilkan oleh setiap KK (Kelompok Keahlian) berjumlah tak kurang dari 25% dari banyaknya anggota KK. Menyinggung beberapa kendala administrasi penelitian, Indratmo mengakui bahwa masih ada beberapa kelemahan di LPPM, namun menegaskan keseriusan untuk segera memperbaikinya. “Akan saya cari, saya sudah mendapatkan beberapa titik-titik kelemahan kita,” tegasnya. “Saya mempunyai keyakinan, tahun depan sudah harus lancar. Saya tidak ingin hal-hal yang sifatnya administratif ini turun sampai dosen dan peneliti. Insinyur kan bukan akuntan. Ini yang akan kami carikan jalan keluarnya.” Sementara itu, kepala PPTIK, Ir. Armein Z.R. Langi, MSc, PhD, menyatakan peran PPTIK sebagai sebuah virtual research center. PPTIK melibatkan peneliti-peneliti di lingkungan KK/fakultas/sekolah dalam mengelola satu agenda penelitian. Agenda tersebut adalah pembangunan sebuah ‘masterpiece’ TIK, yakni solusi TIK istimewa dan komprehensif yang dapat diterapkan untuk membangun masyarakat. Konsep ini selanjutnya dinamakan konsep Desa Masa Depan (Smart Village). Dalam sesi pleno bertajuk Desa Masa Depan Berbasis Rural-ICT tersebut, Armein mengungkapkan fungsi Riset ITB dalam menciptakan pola kerja pusat penelitian yang disebutnya sebagai research operating system. Kegiatan riset di PPTIK tahun 2008 tersusun dalam 5 program besar: testbed infrastructure, rural business development, digital learning, health services, dan e-farming. Untuk mendukung kegiatan tersebut, PPTIK mengadakan kegiatan management meeting mingguan, evaluasi kemajuan riset setiap bulan, konsinyiring, konferensi internasional, dan workshop paper/jurnal. “Saya berusaha keras dengan teman-teman untuk mewujudkan virtual research center. Meskipun hasilnya belum begitu menggembirakan, tapi kita percaya itu direction-nya, research 2.0, riset berbasis komunitas,” demikian tuturnya. Sesi pleno kemudian dilanjutkan oleh dua sesi paralel. Pada sesi paralel ini, dilakukan pemaparan 11 kegiatan riset, baik riset KK, riset unggulan (RU), maupun riset internasional (RI). Setiap paparan diikuti oleh sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab ini, bertindak sebagai reviewer adalah wakil dari kalangan industri, ketua-ketua KK, dan sesama peneliti. Ketua Komisi Penelitian ITB, Dr. T.A. Fauzi Soelaiman, yang telah hadir sejak acara dimulai, menutup rangkaian kegiatan Monev ini pada pkl 13.00. (Donny)